“Ada tiga
orang yang tidak ditolak do'a mereka: (1) Orang yang berpuasa sampai dia
berbuka; (2) Seorang penguasa yang adil; (3) Dan do'a orang yang dizalimi
(teraniaya). Do'a mereka diangkat oleh Allah ke atas awan dan dibukakan baginya
pintu langit dan Allah bertitah, "Demi keperkasaanKu, Aku akan
memenangkanmu (menolongmu) meskipun tidak segera."
(HR. Tirmidzi)
(HR. Tirmidzi)
Setiap orang tentunya akan senang
jika ia diperlakukan dengan perlakuan yang khusus, atau spesial. Biasanya, satu
bentuk perlakuan khusus sangat berkaitan erat dengan jabatan, atau kedudukan
seseorang, semakin penting kedudukan manusia, maka akan semakin khusus pula
perlakuan terhadapnya. Penghargaan dalam bentuk perlakuan khusus yang kita
terima dari rekan sejawat bisa membuat kita tersanjung, apalagi jika kita
menerima perlakuan khusus dari seseorang yang lebih tinggi kedudukannya dari
kita, perlakuan tersebut bisa membuat diri kita merasa di muliakan.
Dalam keseharian, perlakuan khusus
itu bisa di mulai dari di bukakannya pintu mobil, disediakannya makanan yang
kita sukai, perhatian yang lebih, me-reservasi sebuah tempat di sebuah restoran
agar kita tidak harus menunggu dalam antrian terlalu lama, dan berbagai hal
lainnya.
Tentunya, akan sangat menyenangkan
jika kita mendapat perlakuan yang khusus dari orang lain, terlebih lagi dari
orang yang kita cintai, atau yang lebih menyenangkan lagi, bahkan seringkali
membuat diri kita tersanjung, jika kita mendapatkannya dari orang yang lebih
mulia kedudukannya dari diri kita.
Apalagi, jika dirinya mendapat perlakuan khusus dari Allah
Rabb Semesta Alam….!
Sesungguhnya, beruntunglah kaum
wanita, karena Allah telah memberikan perlakuan khusus kepada mereka,
sebagaimana Allah memuliakan mereka. Dalam islam, banyak sekali kekhususan, dan
kemudahan yang di dapat oleh kaum wanita yang tidak pernah di dapatkan oleh
kaum pria. Salah satunya adalah sebagaimana sabda Rasulullah saw ;
“Dari 'Aisyah Radliyallaahu 'anhu
bahwa dia bertanya: Wahai Rasulullah, apakah kaum wanita itu diwajibkan jihad?
Beliau menjawab: Ya, mereka diwajibkan jihad tanpa perang di dalamnya, yaitu
haji dan umrah."
‘Aisyah memang wanita yang cerdas,
hal ini terlihat dari pertanyaan yang ia ajukan kepada Rasulullah. Jika kita
cermati, pertanyaan ‘Aisyah ini adalah salah satu bentuk dari keinginan
tahuannya apakah wanita dapat menyamakan kedudukan kaum pria di sisi Allah…?
Karena kaum pria akan memperoleh
keutamaan di sisi Allah jika mereka berjihad dijalannya, berperang di jalan
Allah, dan jika mereka gugur dalam jihad atau berperang, maka mereka
mendapatkan kenikmatan meninggalkan dunia ini dengan syahid, atau mati syahid.
Dan dalam berbagai riwayat dikatakan, mereka yang mati dalam keadaan syahid
tidak akan mengalami parahnya sakaratul maut…
Tentunya, hal ini menjadi pertanyaan
besar dalam benak ‘Aisyah yang cerdas.. apakah ada satu amalan yang dapat
menjadikan dirinya sampai pada kedudukan para syuhada…?
Dan ketika hal ini ditanyakan kepada Rasulullah, maka
Rasulullah bersabda ; “Ya, mereka diwajibkan jihad tanpa perang di dalamnya,
yaitu haji dan umrah”.
Ibadah haji, merupakan rukun
tertinggi dalam rukun islam. Jika syahadat merupakan fondasi dari bangunan
islam, maka pergi Haji adalah puncak dari bangunan tersebut. Jika kita kaitkan
dengan pembahasan rukun islam yang telah kita bahas maka Haji adalah bentuk
tertinggi dari makna-makna rukun islam seperti syahadat, shalat, puasa dan
zakat…karena dalam pelaksanaan ibadah haji, semua makna tersebut telah
terkandung di dalamnya..
Seperti, syahadat sangat diperlukan
untuk memperkokoh niat seseorang ketika ia melaksanakan Haji. Dan shalat yang
senantiasa dilakukan, akan sangat membantu seseorang agar ia senantiasa
berdzikir kepada Allah pada saat melaksanakan Haji. Manfaat puasa akan sangat
diperlukan dalam menghadapi ujian baik secara jasmani maupun rohani pada saat
pelaksanaan ibadah haji. Dan manfaat dari makna zakat, mendorong seseorang
untuk terus produktif dan senantiasa berusaha hingga dirinya termasuk kedalam
orang yang mampu untuk membekali dirinya melakukan perjalanan haji dan juga
memberikan nafkah secukupnya bagi mereka yang ditinggalkan selama ibadah
tersebut.
Karena begitu beratnya ibadah haji,
maka Allah hanya diwajibkan bagi mereka yang telah mampu melaksanakannya,
tentunya, mampu disini tidak hanya dimaknai mereka yang mampu dari sisi
keuangan saja, tetapi juga kemampuan yang integral antara aspek rohani dan
jasmani.
Maka, tidaklah mengherankan jika bagi
kaum wanita, ibadah haji disamakan dengan mereka yang berjihad dan berperang di
jalan Allah, disamakan dengan mereka yang siap mengorbankan harta dan jiwa
mereka…
Maka berbahagialah kaum wanita yang
diberikan kemudahan oleh Allah untuk menunaikan ibadah haji… Diberikan
perlakuan khusus sehingga apabila dirinya menunaikan ibadah haji maka hal itu
sama nilainya di sisi Allah dengan kaum pria yang berjuang di medan
pertempuran….
Jika ada seorang wanita yang
diberikan perlakuan khusus oleh seorang presiden maka pastilah dirinya akan
merasa tersanjung…
Tetapi, apakah kaum wanita sudah
merasa tersanjung, merasa bangga dan bahagia dengan perlakuan khusus yang Allah
diberikan kepada mereka..?
Dan tentunya,..sebaik-baiknya timbal
balik dari perasaan itu…, adalah dengan meniatkan dirinya untuk memenuhi
panggilan Allah, melalui Haji…Labaik Allahumma Labaik…
Wallahu’alam.http://new.drisalah.com/index.php/inspirasi/82-perlakuan-yang-meyenangkan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar