Hewan peliharaan ikan

Minggu, 17 Februari 2013

Haji, Jihadnya kaum wanita


“Ada tiga orang yang tidak ditolak do'a mereka: (1) Orang yang berpuasa sampai dia berbuka; (2) Seorang penguasa yang adil; (3) Dan do'a orang yang dizalimi (teraniaya). Do'a mereka diangkat oleh Allah ke atas awan dan dibukakan baginya pintu langit dan Allah bertitah, "Demi keperkasaanKu, Aku akan memenangkanmu (menolongmu) meskipun tidak segera."
(HR. Tirmidzi)
Setiap orang tentunya akan senang jika ia diperlakukan dengan perlakuan yang khusus, atau spesial. Biasanya, satu bentuk perlakuan khusus sangat berkaitan erat dengan jabatan, atau kedudukan seseorang, semakin penting kedudukan manusia, maka akan semakin khusus pula perlakuan terhadapnya. Penghargaan dalam bentuk perlakuan khusus yang kita terima dari rekan sejawat bisa membuat kita tersanjung, apalagi jika kita menerima perlakuan khusus dari seseorang yang lebih tinggi kedudukannya dari kita, perlakuan tersebut bisa membuat diri kita merasa di muliakan.
Dalam keseharian, perlakuan khusus itu bisa di mulai dari di bukakannya pintu mobil, disediakannya makanan yang kita sukai, perhatian yang lebih, me-reservasi sebuah tempat di sebuah restoran agar kita tidak harus menunggu dalam antrian terlalu lama, dan berbagai hal lainnya.
Tentunya, akan sangat menyenangkan jika kita mendapat perlakuan yang khusus dari orang lain, terlebih lagi dari orang yang kita cintai, atau yang lebih menyenangkan lagi, bahkan seringkali membuat diri kita tersanjung, jika kita mendapatkannya dari orang yang lebih mulia kedudukannya dari diri kita.
Apalagi, jika dirinya mendapat perlakuan khusus dari Allah Rabb Semesta Alam….!
Sesungguhnya, beruntunglah kaum wanita, karena Allah telah memberikan perlakuan khusus kepada mereka, sebagaimana Allah memuliakan mereka. Dalam islam, banyak sekali kekhususan, dan kemudahan yang di dapat oleh kaum wanita yang tidak pernah di dapatkan oleh kaum pria. Salah satunya adalah sebagaimana sabda Rasulullah saw ;
“Dari 'Aisyah Radliyallaahu 'anhu bahwa dia bertanya: Wahai Rasulullah, apakah kaum wanita itu diwajibkan jihad? Beliau menjawab: Ya, mereka diwajibkan jihad tanpa perang di dalamnya, yaitu haji dan umrah."
‘Aisyah memang wanita yang cerdas, hal ini terlihat dari pertanyaan yang ia ajukan kepada Rasulullah. Jika kita cermati, pertanyaan ‘Aisyah ini adalah salah satu bentuk dari keinginan tahuannya apakah wanita dapat menyamakan kedudukan kaum pria di sisi Allah…?
Karena kaum pria akan memperoleh keutamaan di sisi Allah jika mereka berjihad dijalannya, berperang di jalan Allah, dan jika mereka gugur dalam jihad atau berperang, maka mereka mendapatkan kenikmatan meninggalkan dunia ini dengan syahid, atau mati syahid. Dan dalam berbagai riwayat dikatakan, mereka yang mati dalam keadaan syahid tidak akan mengalami parahnya sakaratul maut…
Tentunya, hal ini menjadi pertanyaan besar dalam benak ‘Aisyah yang cerdas.. apakah ada satu amalan yang dapat menjadikan dirinya sampai pada kedudukan para syuhada…?
Dan ketika hal ini ditanyakan kepada Rasulullah, maka Rasulullah bersabda ; “Ya, mereka diwajibkan jihad tanpa perang di dalamnya, yaitu haji dan umrah”.
Ibadah haji, merupakan rukun tertinggi dalam rukun islam. Jika syahadat merupakan fondasi dari bangunan islam, maka pergi Haji adalah puncak dari bangunan tersebut. Jika kita kaitkan dengan pembahasan rukun islam yang telah kita bahas maka Haji adalah bentuk tertinggi dari makna-makna rukun islam seperti syahadat, shalat, puasa dan zakat…karena dalam pelaksanaan ibadah haji, semua makna tersebut telah terkandung di dalamnya..
Seperti, syahadat sangat diperlukan untuk memperkokoh niat seseorang ketika ia melaksanakan Haji. Dan shalat yang senantiasa dilakukan, akan sangat membantu seseorang agar ia senantiasa berdzikir kepada Allah pada saat melaksanakan Haji. Manfaat puasa akan sangat diperlukan dalam menghadapi ujian baik secara jasmani maupun rohani pada saat pelaksanaan ibadah haji. Dan manfaat dari makna zakat, mendorong seseorang untuk terus produktif dan senantiasa berusaha hingga dirinya termasuk kedalam orang yang mampu untuk membekali dirinya melakukan perjalanan haji dan juga memberikan nafkah secukupnya bagi mereka yang ditinggalkan selama ibadah tersebut.
Karena begitu beratnya ibadah haji, maka Allah hanya diwajibkan bagi mereka yang telah mampu melaksanakannya, tentunya, mampu disini tidak hanya dimaknai mereka yang mampu dari sisi keuangan saja, tetapi juga kemampuan yang integral antara aspek rohani dan jasmani.
Maka, tidaklah mengherankan jika bagi kaum wanita, ibadah haji disamakan dengan mereka yang berjihad dan berperang di jalan Allah, disamakan dengan mereka yang siap mengorbankan harta dan jiwa mereka…
Maka berbahagialah kaum wanita yang diberikan kemudahan oleh Allah untuk menunaikan ibadah haji… Diberikan perlakuan khusus sehingga apabila dirinya menunaikan ibadah haji maka hal itu sama nilainya di sisi Allah dengan kaum pria yang berjuang di medan pertempuran….
Jika ada seorang wanita yang diberikan perlakuan khusus oleh seorang presiden maka pastilah dirinya akan merasa tersanjung…
Tetapi, apakah kaum wanita sudah merasa tersanjung, merasa bangga dan bahagia dengan perlakuan khusus yang Allah diberikan kepada mereka..?
Dan tentunya,..sebaik-baiknya timbal balik dari perasaan itu…, adalah dengan meniatkan dirinya untuk memenuhi panggilan Allah, melalui Haji…Labaik Allahumma Labaik…
Wallahu’alam.
http://new.drisalah.com/index.php/inspirasi/82-perlakuan-yang-meyenangkan.html 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar